Jumat, 23 Mei 2014

Cerita dari lagu anak-anak

Anak Penggembala dan Serigala


Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.
Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.
Tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, "Serigala, serigala!"
Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.
Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, "Serigala! serigala!", kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.
Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, "Serigala! serigala!" Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. "Dia tidak akan bisa menipu kita lagi," kata mereka.
Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.
Pembohong tidak akan pernah di percayai lagi, walaupun saat itu mereka berkata benar.

Merubah puisi "aku" karya chairil anwar menjadi sebuah prosa

MERUBAH PUISI "AKU" KARYA CHAIRIL ANWAR MENJADI SEBUAH PROSA

puisi "Aku" ini mnceritakan keadaaan seorang pengarang yang tabah dan sabar dalam menjalani hidup yang penuh cacian orang-orang, sehingga menjadikan dia sosok yang pantang menyerah.

PROSA :

      Disebuah desa yang terletak di kaki pegunungan tinggallah satu keluarga yang miskin. Dia bernama Adi. Adi tinggal bersama ibu dan dua adik perempuannya. Adi selalu membantu ibunya yang bekerja menjadi buruh cucian di rumah-rumah penduduk, sedangkan ayahnya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Walaupun Adi anak seorang buruh cucian tetapi adi dan kedua adiknya tetap bersekolah. Adi sudah duduk dikelas 3 SMP, sedangkan adiknya masih SD. Adi hanya memiliki sepasang seragam sekolah yang sudah lusuh, dan sepasang sepatu yang tak layak lagi untuk dipakai. Tetapi Adi tidak putus asa untuk bersekolah. Adi seorang anak yang tekun dan rajin belajar, Adi sangat sopan kepada ibu dan orang-orang yang disekitarnya. adi bercita-cita menjadi orang sukses sehingga suatu kelak Adi bsa membahagiakan ibunya.
     
      Dengan keadaan keluarga adi yang tidak berada, adi sering dikucilkan oleh orang-orang dikampungnya. suatu hari adi melihat anak-anak seusianya bermain gundu didekat lapangan bola, adi sangat ingin sekali bergaul dengan anak-anak itu kemudian adi berjalan menuju lapangan.Sesampainya disana adi di ejek oleh seorang anak, dengan berkata "hei anak kumal, kamu tidak pantas bermain dengan kami, kamu orang miskin", bentak si anak dengan nada tinggi. Adi hanya tertunduk diam, adi tidak mau melawan karena tidak ada gunanya. Lalu adi berlari meninggalkan anak-anak itu dan pergi ke suatu tempat yaitu dibawah sebatang pohon beringin yang tak jauh dari rumahnya.

      Adi termenung akan ucapan anak-anak tadi, air matanya jatuh membasahi pipinya. Dia teringat akan pesan ayahnya "Adi...kamu harus menjadi anak yang sabar, pantang menyerah. Jangan peduli terhadap ucapan orang yang menghina kamu nak. Suatu saat mereka akan tersenyum melihat kamu berhasil, gapailah cita-citamu nak, supaya kamu menjadi orang yang sukses, ayah dan ibu sangat bahagia jika melihat mu berhasil". Kemudian adi menghapus air matanya karena dia tidak perlu menangisi hal yang seperti itu. adi masih punya ibu yang selalu memberikan semangat. Sekarang adi tidak peduli dengan cacian orang-orang di sekitarnya karena adi masih mempunyai mimpi-mimpi yang harus digapainya.

Apresiasi Satra Anak : Puisi


PUISI
Puisi dari lagu

               Ibu
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan
untuk aku anakmu

ibuku sayang…
masih terus berjalan
walau telapak kaki
penuh darah, penuh nanah

seperti udara
kasih yang kau berikan
tak mampu ku membalas
ibu…
ibu…


 Puisi dari nama

Kerinduan Anak Mu Ayah Dan Ibu

Merindukan sosok penyemangat
Ayah dan ibu ku sayang…
Hidupku hampa tanpa kalian
Anakmu yang jauh di negeri orang
Rindu akan pelukan
Aku akan berjanji untuk membahagiakan ayah dan ibu
Namun itu semua tak akan tercapai tanpa doa ayah dan ibu
Ingin ku berteriak..bahwa aku rinduu…